Thursday, May 3, 2012

Membangun iman yang usang


Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya iman dalam hati salah seorang diantara kamu akan usang dan lusuh seperti usang dan lusuhnya pakaian. Oleh karena itu, mohonlah kepada Allah Ta’ala agar Dia memperbaharui iman dalam hatimu.” (HR. Thabarani dari Abdullah b Amr ra)
Hati manusia ada yang bercahaya dan ada yang gelap  gelita. Ada yang yang hidup ada yang sakit bahkan ada yang mati. Ada yang sentiasa baru dan ada yang sudah usang dan lusuh. Dalam hadis ini rasulullah s.a.w menjelaskan bahawa hati seorang Muslim akan menjadi usang dan lusuh seperti lusuhnya pakaian yang kita kenakan. Kelusuhan iman dalam hati membuat diri kita tidak memiliki kemampuan dan kemahuan untuk meningkatkan amal kebaikan meskipun tidak sampai meninggalkan kewajiban-kewajiban. Juga tidak mampu mencegah diri kita dari hal-hal yang makruh dan sia-sia meskipun tidak sampai melakukan hal-hal yang diharamkan. Oleh kerana itu, kita berkewajiban untuk sentiasa memperbaharui keimanan agar hati kita kembali bersinar dan memiliki hidayah Allah Ta’ala.

Perkara-perkara yang menyebabkan usangnya keimanan dalam hati adalah;     1. Meninggalkan tilawah Al-QuranDalam sebuah khabar(atsar) disebutkan , “Perumpamaan hati yang pemiliknya tidak membaca Al-Quran adalah seperti rumah yang kosong.”Meninggalkan tilawah Al-Quran akan mengurangi anugerah kebaikan dari Allah kepada seorang muslim berserta keluarganya, sedangkan membaca Al-Quran  akan melimpahkannya. Rasulullah saw bersabda,“Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Quran akan melimpah kebaikannya. Sedangkan rumah yang didalamnya tidak dibacakan Al-Quran akan sedikit kebaikannya,” (HR Al-Bazzar)

2. Jarang berzikir dan suka bermalas-malasanSedikit berzikir dan bermalas-malasan dalam menunaikan ibadah akan menyebabkan usangnya keimanan dalam hati seseorang. Bahkan dapat mengakibatkan kemunafikan apabila tidak bersegera ditangani. FirmanNya,Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan solat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. ” (an-nisa:142)

3.  Sibuk dengan urusan duniawiSibuk dengan urusan duniawi dan mengejar harta kekayaan menyebabkan hatinya hanya terfokus pada urusan dunia. Padahal semestinya kekayaan dunia itu untuk memakmurkan keimanan dalam hati. Rasul saw bersabda,“Allah taala berfirman: Sesungguhnya Kami menurunkan harta untuk menegakkan solat dan menunaikan zakat. Seandainya anak adam memiliki satu lembah (dari emas), nescaya ia akan menginginkan lembah yang kedua. Seandainya ia memiliki dua lembah, nescaya ia akan menginginkan lembah yang ketiga. Tiada sesuatu yang dapat memenuhi perut anak Adam kecuali tanah, kemudian Allah akan menerima taubat orang yang bertaubat.” (Ash-Shahihah:1215)

4.   Cinta kepada isteri dan anak-anak yang berlebihanKecintaan yang berlebihan kepada anak-isteri dan menghabiskan sebahagian besar waktu bersama mereka akan mengakibatkan rasa berat untuk melakukan berbagai ibadah dan kewajiban dakwah.Abu Hurairah ra berkata: Kami bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah mengapa ketika kami berada disisimu, hati kami menjadi lembut, kami dapat bersikap zuhud terhadap dunia, dan kami termasuk ahli akhirat. Namun ketika kami keluar dari sisimu dan bergaul dengan isteri-isteri kami serta menciumi anak-anak kami, jiwa kami berubah sampai-sampai kami mengingkarinya?” (HR Ahmad)Beliau bersabda,“Sesungguhnya seorang anak akan menjadi penyebab munculnya sifat kikir, pengecut, jahil dan mudah bersedih.” (HR Thabrani)

Indikasi Usangnya Iman di Hati

Usangnya iman dihati adalah sesuatu yang tidak dapat kita lihat dengan mata kasar namun kita dapat mengetahuinya dari pelbagai petunjuk. Oleh kerana iut, kita perlu mengetahui indikasi usangnya iman sehingga kita dapat segera memperbaharuinya:

a.    Bermalas-malasan dalam menunaikan berbagai amal kewajiban sesuai cara yang telah ditetapkan syariat. Orang yang imannya usang, akan sentiasa terlambat dalam menghadiri solat jemaah, fikirannya melayang kemana-mana saat menjalankan solat. Seusai menjalankan solat, solatnya seakan-akan tidak membekas sedikitpun. Begitu juga dengan ibadah-ibadah wajib lainnya.

b.    Meninggalkan banyak amalan-amalan sunnah dengan dalih bahawa tidak akan ada hisab terhadap tindakan meninggalkan amalan-amalan sunnah ini. Seoang yang imannya usang tidak pernah melaksanakan solat sunnahrawatib, slat dhuha qiyamullail dan solat sunnah lainnya.c.  Meninggalkan bacaan Quran kecuali pada acara-acara seremonial yang mengharuskannya membaca Al-Quran. Ketika membacanya ia tidak menghayatinya, tidak pernah menitikkan air mata saat tilawah, tidak pernah terpengaruh dengan ayat rahmat dan azab yang dibacanya. Bacaan Al-Quran yang dilakukannya hanya sebatas tenggorokan dan tidak pernah menembus hatinya.

d.    Sangat jarang berzikir dan berdoa kepada Allah. Lisannya terasa keluh dan kaku untuk mengucapkan kalimat-kalimat zikir sehingga baru sedikit berzikir dan berdoa, ia segera mengakhirinya.

e.   Melihat berbagai urusan dari sudut pandang dosa dan tidak adanya dosa untuk melakukannya. Akibatnya ia sering melakukan hal-hal yang makruh dan syubhat kerana ia menganggapnya bukan termasuk perbuatan dosa. Sehingga sedikit demi sedikit ia mendekati yang haram dan akhirnya terjerumus dalam perbuatan dosa dan haram sebagaimana sabda Rasulullah saw,
"Barangsiapa terjerumus dalam syubhat, ia akan terjerumus dalam hal yang haram.” (Muttafaqun alaih)

f.    Banyak melakukan hal-hal sia-sia, menghabiskan sebahagian besar waktunya di depan televisyen menghadiri pesta-pesta dan acara gembira yang tidak mendatangkan kebaikan sedikitpun bagi keimanannya.

g.    Lemah tangggungjawab keagamaan dalam jiwanya sehingga tidak lagi melakukan amar makruf nahi mungkar dan menyeru manusia ke jalan Allah. Tidak lagi memiliki ghirah Islam untuk memperbaiki masyarakat, baik dalam tataran agama, moral, sosial, hukum ekonomi mahupun budaya.

h.  Meningkatkan ambisi duniawi dalam dirinya. Ia hanya berfikir bagaimana mengkonsumsi makanan dan minuman yang lazat memiliki rumah kenderaan dan berbagai fasilitas kehidupan yang mewah, serta  bersenang-senang dengan berbelanja ke mall-mall dan tempat pelancongan yang menghambur-hamburkan wang.

i.     Munculnya sifat egois mementingkan diri sendiri serta melemahnya solidiritas dan kesetiakawanan terhadap kaum muslimin. Tidak ada perasaan sedih dan bersalah sedikitpun ketika perutnya kekenyangan sementara tetangga saudara dan teman-teman seperjuangannya kelaparan.